“Waktu itu tidak ada hujan. Hanya suara lembut dari gemerisik dedaunan saja yang menyatu dengan air, yang tumpah berhamburan di ujung terjal.”

every little story tells everything
“Waktu itu tidak ada hujan. Hanya suara lembut dari gemerisik dedaunan saja yang menyatu dengan air, yang tumpah berhamburan di ujung terjal.”
Kutundukkan kepala, mendesah beribu kali menandingi sepoi angin yang berlalu-lalang. Seharusnya aku berucap syukur, bukannya mengobar hati dengan segala rindu yang selalu menusuk-nusuk kepalaku.
I just need to take a moment to look at some portraits: Kuningan, Cirebon, Jakarta, Bali. All those beauties, hustle and bustle, immediately disassembles the wall of dread and loneliness. Tanah air is my other half, my sunlight and the moonlight.